Dubai Miracle Garden
memiliki lebih dari 45 juta bunga yang indah, struktur dan bentuk sangat
mengagumkan. Dan perpaduan antara warna bunga mempercantik suasana.
Bahkan di taman ini mencapai 45 pariasi bunga dengan warna yang berbeda.
Yang namanya tempa wisata, sudah pasti disana dilengkapi fasilitas
untuk pengunjung, sepertitoilet, tempat beribadah, bahkan ruang untuk
pertolongan pertama. Seandainya di Indonesia ada tempat seperti ini :D
Sumber : http://aslibanget.com/wisata-2/taman-bunga-dubai-miracle-garden-terbesar-di-dunia/
memiliki lebih dari 45 juta bunga yang indah, struktur dan bentuk sangat
mengagumkan. Dan perpaduan antara warna bunga mempercantik suasana.
Bahkan di taman ini mencapai 45 pariasi bunga dengan warna yang berbeda.
Yang namanya tempa wisata, sudah pasti disana dilengkapi fasilitas
untuk pengunjung, sepertitoilet, tempat beribadah, bahkan ruang untuk
pertolongan pertama. Seandainya di Indonesia ada tempat seperti ini :D
Sumber : http://aslibanget.com/wisata-2/taman-bunga-dubai-miracle-garden-terbesar-di-dunia/
Dubai Miracle Garden
memiliki lebih dari 45 juta bunga yang indah, struktur dan bentuk sangat
mengagumkan. Dan perpaduan antara warna bunga mempercantik suasana.
Bahkan di taman ini mencapai 45 pariasi bunga dengan warna yang berbeda.
Yang namanya tempa wisata, sudah pasti disana dilengkapi fasilitas
untuk pengunjung, sepertitoilet, tempat beribadah, bahkan ruang untuk
pertolongan pertama. Seandainya di Indonesia ada tempat seperti ini
Sumber : http://aslibanget.com/wisata-2/taman-bunga-dubai-miracle-garden-terbesar-di-dunia/
memiliki lebih dari 45 juta bunga yang indah, struktur dan bentuk sangat
mengagumkan. Dan perpaduan antara warna bunga mempercantik suasana.
Bahkan di taman ini mencapai 45 pariasi bunga dengan warna yang berbeda.
Yang namanya tempa wisata, sudah pasti disana dilengkapi fasilitas
untuk pengunjung, sepertitoilet, tempat beribadah, bahkan ruang untuk
pertolongan pertama. Seandainya di Indonesia ada tempat seperti ini
Sumber : http://aslibanget.com/wisata-2/taman-bunga-dubai-miracle-garden-terbesar-di-dunia/
Dubai Miracle Garden
memiliki lebih dari 45 juta bunga yang indah, struktur dan bentuk sangat
mengagumkan. Dan perpaduan antara warna bunga mempercantik suasana.
Bahkan di taman ini mencapai 45 pariasi bunga dengan warna yang berbeda.
Yang namanya tempa wisata, sudah pasti disana dilengkapi fasilitas
untuk pengunjung, sepertitoilet, tempat beribadah, bahkan ruang untuk
pertolongan pertama. Seandainya di Indonesia ada tempat seperti ini
Sumber : http://aslibanget.com/wisata-2/taman-bunga-dubai-miracle-garden-terbesar-di-dunia/
memiliki lebih dari 45 juta bunga yang indah, struktur dan bentuk sangat
mengagumkan. Dan perpaduan antara warna bunga mempercantik suasana.
Bahkan di taman ini mencapai 45 pariasi bunga dengan warna yang berbeda.
Yang namanya tempa wisata, sudah pasti disana dilengkapi fasilitas
untuk pengunjung, sepertitoilet, tempat beribadah, bahkan ruang untuk
pertolongan pertama. Seandainya di Indonesia ada tempat seperti ini
Sumber : http://aslibanget.com/wisata-2/taman-bunga-dubai-miracle-garden-terbesar-di-dunia/
- Burj Khalifa, known as Burj Dubai prior to its inauguration, is a skyscraper in Dubai, United Arab Emirates, and is the tallest man-made structure in the world, at 829.8 m.
- Address: Sheikh Mohammed bin Rashid Blvd - Dubai - United Arab Emirates
- Floors: 163
- Construction started: September 21, 2004
- Opened: January 4, 2010
Gereja Basilika St.
Petrus di Roma (Vatikan)
Pembangunan gereja Basilika ini mulai tahun 1506,
untuk menggantikan sebuah gereja yang sudah berumur 1200 tahun, yang berdiri
diatas makam St. Petrus (Zaman Kristen Awal). Setelah para arsitek bersaing
untuk mengajukan rancangannya, pemenangnya adalah Donate Bramante. Kemudian
para arsitek lainnya seperti Raffaelo dan Michaelangelo berulangkali melakukan
perubahan besar. Ketika Kathedral itu selesai dibangun pada tahun 1623, hanya kubah
besarnya saja rancangan Michaelangelo yang menyerupai rencana asli.
Diatas deretan pilar, berdiri patung-patung besar
(orang-orang yang dihormati dalam agama Kristen) menghadap halaman dalam bentuk
oval. Patung tersebut bergaya barok yang dirancang oleh Bernini puluhan tahun
kemudian. Gereja basilika St. Petrus adalah
Gereja Agung umat Katholik yang merupakan hasil rancangan beberapa arsitek dan
seniman. Pembangunannya memakan waktu lama, antara tahun 1506-1626.
Bentuk gereja ini pada awalnya mengambil bentuk bangunan basilika
Romawi. Basilika adalah bangunan yang biasa dipakai untuk pengadilan atau
perniagaan oleh bangsa Romawi. Bentuk basilika inilah kemudian ditiru umat
Nasrani sebagai bangunan gereja, setelah Kaisar Konstantin memberikan kebebasan
terhadap perkembangan agama Kristen di Romawi. Kaisar Konstantin yang menjadi
Kaisar Romawi pada 313 Masehi kemudian merombak bangunan Santo Petrus di Kota
Roma.
Yang ditiru dari arsitektur bangunan basilika untuk
gereja adalah susunan ruangnya, seperti ruang tengah, barisan tiang-tiangnya,
tempat memasukkan cahaya dan peninggian lantai. Di dalam bentuk gereja basilika
juga dibuat atrium, berupa ruang terbuka di dalam gedung yang banyak dibuat
pada rumah-rumah kaum bangsawan roma, ini juga seperti Toko Buku Selexyz Dominicanen yang terletak di
kota Maastricht, provinsi Limburg, Belanda ini merupakan sebuah bekas gereja kuno yang dibangun pada tahun 1294.
Tiang dan kepala-kepala tiang basilika diambil dari gaya tiang tipe Iona
dan Korinthia Romawi. Di atas tiang-tiang dipasang balok-balok lurus gaya
Yunani (architrave) dengan langit-langit lengkung Romawi. Di bagian atas
jendela-jendelanya dibuat melengkung karena pada masa itu belum dikenal kaca,
sehingga sebagai penutup jendela dipakai papan pualam yang diukir tembus
(ajour). Langit-langit dibuat dari kaso-kaso kayu yang dipasang miring, karena
langit-langit gaya Romawi sangat tebal dan berat, tidak kuat ditahan oleh
tiang-riang Romawi yang bentuknya ramping.
Gereja dengan bentuk
basilika biasanya dilengkapi ruang persegi empat (atrium) yang dikitari
tiang-tiang. Di tengah-tengahnya dibuat kolam tempat menyucikan diri. Beranda
atau teras bertiang yang dihubungkan dengan beranda depan disebut narthex. Di
kemudian hari, kolam dan narthex ditiadakan, karena dianggap tidak terlalu
penting dan tempat ini dijadikan satu ruang saja. Narthex digunakan sebagai tempat
untuk orang yang telah dibaptis, tetapi belum boleh masuk ke dalam gereja.
Bagian dalam basilika dibagi barisan tiang-tiang membentuk tiga atau lima
ruangan.
Bangunan setengah
lingkaran (apsis) yang biasa dipakai sebagai tempat hakim Romawi, dijadikan
tempat paduan suara pendeta. Altar yang dikelilingi kursi berjejer setengah
lingkaran, digunakan untuk biskop dan pendeta tertua. Altar tersebut diberi
langit-langit kebesaran di atas tiang-tiang (ciborium). Di bagian tengah gereja
basilika terdapat tempat penyanyi paduan suara yang terbuat dari batu pualam
dan dilengkapi mimbar untuk tempat membaca kitab suci. Sedangkan menara tempat
menggantung lonceng besar (companile) dan ruang pembaptisan (baptisterium)
merupakan ruang tambahan yang dibangun terpisah dari bangunan induk.
Memasuki abad ke-15
ketika Eropa memasuki zaman renaissance, banyak terjadi penyalahgunaan
kedudukan pemimpin keagamaan. Karena itulah dominasi Gereja Roma mendapat
tentangan kaum reformis yang dipimpin oleh Martin Luther, yang kemudian
menimbulkan Gereja Protestan. Dalam persaingan antara Gereja Katholik Roma
dengan kaum reformis di Eropa barat, Paus Julius II kemudian membongkar Gereja
Santo Petrus dan melakukan sayembara perencanaan Gereja Santo Petrus yang baru.
Dalam sayembara tersebut,
denah rancangan arsitek Bramante terpilih sebagai denah baru Gereja Santo
Petrus. Denahnya berbentuk persegi, pengembangan dari bentuk Salib Yunani.
Tetapi karena Paus Paulus II terburu wafat, perencanaan gereja kebesaran ini
kemudian dikembangkan lagi. Sekitar enam orang arsitek telah ikut turun tangan
merancang Gereja Santo Petrus, sebelum arsitek terkenal zaman renaissance, Michelangelo, mengubah denahnya.
Sebagian besar rancangan Santo Petrus dikerjakan oleh Michelangelo dari
1545 s.d. 1564, yang denahnya dikembangkan dari Salib Romawi. Setelah
Michelangelo melakukan perubahan rancangan, masih dilakukan perubahan lagi
sebanyak dua kali oleh 2 orang arsitek, sampai mendapatkan bentuk Gereja Santo
Petrus yang sekarang. Sedangkan rancangan beranda dan halaman muka Gereja Santo
Petrus dikerjakan oleh Lorenzo Bernini (1598-1680). Kubah Gereja Santo Petrus
baru dibangun sesudah meninggalnya Michelangelo.
Arsitek-arsitek Zaman renaissance nampaknya
lebih menyukai bentuk rancangan melebar seperti istana, dibandingkan dengan
bentuk vertikal dalam gaya Gothic. Sebab,
Zaman renaissance banyak memperhatikan antroposentris, sifat
humanis, individualis, kehidupan dipandang secara optimis, penuh percaya diri,
sehingga para arsitek pun menghadapi kehidupan ini dengan penuh kegairahan.
Karena itulah ukuran-ukuran Gereja Santo Petrus ini semuanya menjadi serba
raksasa. Lebar tampak depannya saja menjadi 117 meter, tinggi 50 meter, luas
bangunan sekitar 21.000 meter persegi dan tinggi kubahnya melebihi 130 meter.
Gereja Basilika St. Petrus kini telah menjadi peninggalan karya
arsitektur gereja yang monumental dan megah. Gereja ini telah merekam sejarah
arsitektur, dari Zaman Basilika sampai Zaman renaissance yang
kemudian melahirkan gaya Barok. Dalam arsitektur renaissance, denah bangunan sangat terikat pada
dalil-dalil yang sistematik, seperti bentuk simetri, kejelasan dan teraturan
bentuk. Teknik konstruksi yang rumit dihindari. Kubah arsitektur renaissance merupakan ciri khas yang menyolok, yang
banyak diterapkan pada bangunan-bangunan gereja. Kubah ini merupakan bentuk
baru yang dibangun di atas bangunan yang berbentuk silinder, yang menjadi
bagian penting dengan hiasan-hiasan tiang, jendela-jendela, dan sebagainya.
Gereja Santo Petrus
dapat dikatakan sebagai karya arsitektur gereja
hasil pandangan intelektualitas arsitek-arsitek renaissance,
yang telah membuat pembagian denah dan pembagian detail-detail tampak bangunan
yang teratur, sehingga keindahan arsitekturnya dapat dimengerti melalui pikiran
yang tenang dan teratur.
Eksterior
Kapel Sistina adalah bangunan batu persegi-empat yang tinggi. Bagian
luarnya tidak dihiasi dengan hiasan-hiasan arsitektur atau dekoratif seperti
yang biasanya ada di banyak gereja-gereja zaman Abad Pertengahan dan Renaissance di Italia. Bangunan ini tidak
memiliki facade bagian luar ataupun pintu gerbang yang dapat
digunakan untuk prosesi arak-arakan karena jalan masuk selalu lewat ruang-ruang
dalam di lingkungan Istana Kepausan. Ruangan dalamnya dibagi menjadi tiga
lantai dengan bagian paling bawahnya berukuran sangat luas dan ditopang oleh
ruang bawah tanah berbentuk setengah lingkaran yang sangat kokoh, dilengkapi
juga dengan beberapa jendela dan sebuah pintu untuk menuju ke halaman luar.
Bagian atasnya adalah ruangan utama, yakni Kapel itu sendiri, dengan
ukuran dalamnya adalah panjang 40,9 meter (134 kaki) dan lebar 13,4 meter (44
kaki) sesuai dengan ukuran Kuil Solomon seperti yang ada di dalam Perjanjian
Lama.[9] Langit-langit
yang melengkung berbentuk kubah memiliki ketinggian 20,7 meter (68 kaki) dari
lantai. Bangunan ini memiliki enam jendela berbentuk melengkung di kedua
sisinya dan dua jendela dengan bentuk yang sama di bagian depan dan
belakangnya. Beberapa jendela ini telah ditutup, namun kapelnya masih dapat
dimasuki.
Di atas langit-langit yang melengkung terdapat lantai tiga bangunan
dengan kamar-kamar untuk para penjaga. Di lantai ini dibangun jalan terbuka
yang mengelilingi bangunan yang ditopang oleh sirip-sirip fondasi yang muncul
menggantung dari tembok. Jalan terbuka ini telah dilindungi dengan atap karena
kerap kali menjadi sumber masuknya air ke kubah kapel.
Kerusakan dan keretakan di Kapel Maggiore memaksa kapel yang baru untuk
membangun penopang yang sangat besar untuk menyokong dinding-dinding luar.
Dibangunnya bangunan-bangunan lain di sekitarnya telah menyebabkan perubahan
pada tampilan luar Kapel Sistina ini.
Interior
Desain interior gereja Vatikan memiliki interior yang sangat megah
dan melambangkan keagungan Tuhan. Interior gereja vatikan berdesain elegan dan
didominasi oleh warna putih. Didalam gereja tersebut, terdapat banyak
patung-patung figure Alkitab. Sesuai dengan namanya, di dalam gereja Vatikan
terdapat patung Santo Petrus dan juga kuburan santo Petrus. Dalam gereja ini
terdapat berbagai hiasan-hiasan di atas kubah-kubah gereja. Kubah gereja
tersebut terdapat fresco-fresco atau lukisan yang indah ciptaan beberapa
pelukis terkenal seperti Michaelangelo yang terkenal sebagai seniman yang lahir
di er renaissance. Karena
gereja ini dibangun pada era renaissance
maka, banyak patung dan lukisan-lukisan sebagai pemanis dari
interior gereja tersebut.
Seperti juga kebanyakan bangunan yang diukur secara internal, ukuran
pastinya sulit untuk didapatkan, namun perbandingan umum dari ukuran kapel ini
dapat diperkirakan dengan cukup akurat. Panjang bangunan ini adalah ukuran
dasarnya, dibagi tiga untuk memperoleh ukuran lebar bangunan dan dibagi dua
untuk memperoleh ukuran tinggi bangunan. Sehingga terciptalah rasio 6:2:3 untuk
panjang, lebar dan tinggi bangunan.
Dengan menggunakan rasio tersebut, terdapat enam jendela di tiap sisi
bangunan dan dua jendela di bagian depan dan belakang bangunan. Selembar
penyekat yang memisahkan kapel sebenarnya diletakkan tepat di tengah-tengah
antara dinding altar dan pintu masuk, namun hal ini telah berubah. Ukuran
perbandingan yang jelas merupakan ciri khas arsitektur
Renaissance dan mencerminkan berkembangnya ketertarikan terhadap warisan
klasik Romawi.
"Pengadilan Terakhir" dilukis oleh Michelangelo antara tahun 1535-1541,
setelah Jatuhnya Roma
tahun 1527 oleh para tentara bayaran dari Kekaisaran
Romawi Suci, yang secara efektif mengakhiri zaman Renaissance Romawi, tak lama
sebelum Konsili Trento. Pengerjaannya
dilakukan dalam ukuran yang besar, dan meliputi semua dinding di belakang altar
Kapel Sistina
Cari Apa itu “ Visi dan Misi Sekolah” dan berikan contoh “Visi dan Misi Sekolah”
PEMBAHASAN
A.
Konsep Visi Sekolah
Penerapan konsep manajemen strategis di
sekolah menuntut setiap sekolah untuk dapat menetapkan dan mewujudkan visi yang
hendak dicapai dari sekolah tersebut secara eksplisit. Namun, sayangnya upaya
perumusan visi yang terjadi di sekolah-sekolah kita saat ini terkesan masih
latah (stereotype) dan sekedar pengulangan dari nilai dan prioritas nasional.
Dari beberapa sekolah yang pernah penulis amati, pada umumnya perumusan visi
sekolah cenderung menggunakan rumusan dua kata yang hampir sama yaitu
“prestasi” dan “iman-taqwa”, Memang bukahlah hal yang keliru jika sekolah
hendak mengusung visi sekolah dengan merujuk pada kedua nilai tersebut. Tetapi
jika perumusannya menjadi seragam, kurang spesifik serta kurang inspirasional
mungkin masih patut untuk dipertanyakan kembali.
Boleh jadi, hal ini mengindikasikan adanya
kesulitan tersendiri dari sekolah (pemimpin dan warga sekolah sekolah yang
bersangkutan) untuk merumuskan visi yang paling tepat bagi sekolahnya, baik
kesulitan yang terkait tentang pengertian dasar dari visi itu sendiri maupun
kesulitan dalam mengidentifikasi dan merefleksi nilai-nilai utama yang hendak
dikembangkan di sekolah.
Dalam perspektif manajemen, visi sekolah
memiliki arti penting terutama berkaitan dengan keberlanjutan (sustainability)
organisasi sekolah itu sendiri, Tanpa visi, organisasi dan orang-orang di
dalamnya tidak mempunyai arahan yang jelas, tidak mempunyai cara yang tepat
dalam melangkah ke masa depan dan tidak memiliki komitmen (Foreman, 1998).
Saat
ini tidak sedikit sekolah yang berjalan secara stagnan dan bahkan terpaksa
harus gulung tikar, hal ini sangat mungkin dikarenakan tidak memiliki visi yang
jelas alias asal-asalan atau setidaknya tidak berusaha fokus dan konsisten
terhadap visi yang dicita-citakannya.
Visi bukanlah sekedar slogan berupa
kata-kata tanpa makna bahkan bukan sekedar sebuah gambaran kongkrit yang
diberikan oleh pimpinan sekolah, melainkan sebuah rumusan yang dapat memberikan
klarifikasi dan artikulasi seperangkat nilai (Hopkins, 1996). Menurut Block
(1987), visi adalah masa depan yang dipilih, sebuah keadaan yang diinginkan dan
merupakan sebuah ekspresi optimisme dalam organisasi. Bennis and Nanus (1985)
mengartikan visi sebagai pandangan masa depan yang realistis, kredibel, dan
menarik, yang didalamnya tergambarkan cara-cara yang lebih baik dari cara yang
sudah ada sebelumnya.
Memperhatikan pendapat para ahli di atas,
tampak bahwa untuk menetapkan visi sekolah kiranya tidak bisa dilakukan secara
sembarangan, tetapi terlebih dahulu diperlukan pengkajian yang mendalam.
Perumusan visi yang tepat harus dapat memberikan inspirasi dan memotivasi bagi
seluruh warga sekolah dan masyarakat untuk bekerja dengan penuh semangat dan
antusias. Menurut Blum dan Butler (1989) visi sangat identik dengan perbaikan
sekolah.
Visi merupakan ciri khas peran kepemimpinan
dan upaya untuk pembentukan visi sekolah sangat bergantung pada pemimpin
sekolah yang bersangkutan. Dalam hal ini pemimpin sekolah dituntut untuk dapat
mengidentifikasi, mengklarifikasi dan mengkomunikasikan nilai-nilai utama yang
terkandung dalam visi sekolah kepada seluruh warga sekolah, agar dapat diyakini
bersama dan diwujudkan dalam segala aktivitas keseharian di sekolah sehingga
pada gilirannya dapat membentuk sebuah budaya sekolah.
Kendati demikian, dalam pembentukan visi
sekolah tidak bisa dilakukan secara “top-down” yang bersifat memaksa warga
sekolah untuk menerima gagasan dari pemimpinnya (kepala sekolah) yang hanya
membuat orang atau anggota membencinya dan merasa enggan untuk berpartisipasi
di dalamnya . Foreman (1998) mengingatkan bahwa visi tidak bisa dipaksakan dan
dimandatkan dari atas. Pembuatan visi adalah tentang keterlibatan kepentingan dan
aspirasi pihak lain.
Untuk lebih jelasnya terkait dengan upaya
pembentukan visi ini, Beare et.al. (1993) menawarkan beberapa pedoman dalam
pembentukan visi, yaitu:
1.
Visi seorang pemimpin sekolah mencakup
gambaran tentang masa depan sekolah yang diinginkan.
2.
Visi akan membentuk pandangan pemimpin
sekolah tentang apa yang menyebabkan keutamaan atau keunggulan sekolah.
3.
Visi seorang pemimpin sekolah juga mencakup
gambaran masa depan sekolah yang diinginkan di mata sekolah lain dan masyarakat
secara umum.
4.
Visi seorang pemimpin juga mencakup gambaran
proses perubahan yang diinginkan berdasarkan masa depan terbaik yang hendak
dicapai.
5.
Masing-masing aspek visi pendidikan dalam
sekolah merefleksikan asumsi-asumsi, nilai-nilai, dan keyakinan-keyakinan yang
berbeda-beda tentang (a) watak dan sifat manusia; (b) tujuan pendidikan dalam
sekolah; (c) peran pemerintah, keluarga, masyarakat terhadap pendidikan dalam
sekolah; (d) pendekatan-pendekatan dalam pengajaran dan pembelajaran; dan (e)
pendekatan-pendekatan terhadap manajemen perubahan.
Dengan
demikian, akan terbentuk visi pendidikan dalam sekolah yang kompetitif dan
merefleksikan banyak hal yang mencakup perbedaan-perbedaan asumsi, nilai dan
keyakinan.
1.
Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
Penetapan visi, misi, dan tujuan sekolah
akan sangat berperan bagi pengembangan sekolah di masa depan. Visi dan misi
saling berkaitan. Visi (vision) merupakan gambaran (wawasan) tentang sekoah
yang diinginkan di masa jauh ke depan.
Misi (mission) ditetapkan dengan
mempertimbangkan rumusan penugasan (yang merupakan tuntutan tugas “dari luar”)
dan keinginan “dari dalam” (yang antara lain berkaitan dengan visi ke masa
depan dan situasi yang dihadapi saat ini. Misi sebuah sekolah perlu
mempertimbangkan misi induknya (dinas pendidikan kabupaten/kota). Misi
diperjelas dan dijabarkan dengan tujuan sekolah (goals).
Tujuan sekolah seharusnya tidak betentangan
dengan visi dan misi sekolah yang sudah ditetapkan. Perumusan tujuan harus
nyata dan terukur.
Deskripsi visi, misi, tujuan seharusnya (1)
tidak bertentangan dengan visi, misi, tujuan dinas pendidikan dan koheren
dengan renstra depdiknas, (2) mencerminkan dengan jelas kebutuhan lokal dan
nasional atau bahkan internasional berkaitan dengan kemampuan lulusan, (3)
jelas bagi pihak-pihak yang berminat, ketercapaian tujuan dapat diamati,
ditunjukkan dan dapat diuji secara objektif, dipersepsi sebagai sesuatu yang
berharga oleh seluruh pihak yang berminat, realistis, (4) secara tersurat ada
prioritas menghasilkan peserta didik yang bermutu.
B.
Visi dan Misi Sekolah
"Visi merupakan sesuatu yang akan
menghasilkan kesuksesan yang berarti" (Polale, 1973). Konsep dari visi
harus mencakup dua komponen, yaitu filosofi penuntun dan gambaran yang nyata.
(Collins & Porras, 1991).
Visi ditentukan untuk mendasari berbagai
aspek kegiatan organisasi maka visi itu mulai direalisasikan. Visi sekolah
diharapkan bisa memenuhi harapan stakeholder sehingga mampu mencapai
keberhasilan yang diinginkan,
Visi harus memberikan gambaran yang jelas,
tentang masa depan yang diinginkan termasuk tantangannya yang harus memenuhi
kebutuhan siswa, syarat-syarat dari sebuah pernyataan visi adalah (1)
menantang, yaitu harus jelas dan mungkin dicapai, (2) jelas, yaitu tidak
mengundang interpretasi yang salah, (3) mudah diingat: pernyataannya tidak
lebih dari 20-25 kata, (3) didasari nilai-nilai yang diyakini, (4) memungkinkan
keterlibatan-pernyataan yang tidak mengekang, (5) terlihat, yaitu harus
merupakan sesuatu yang bisa digambarkan, (6) mampu mengarahkan: harus mendapat
respons dari semua pihak, (7) sebuah tuntunan: merupakan sesuatu yang mampu
menjadi ukuran untuk tindakan semua pihak sehari-hari, (8) dihubungkan kepada
siswa tes akhir sebuah visi adalah apakah ia memiliki hubungan dengan tindakan
dan prestasi siswa.
Dengan memenuhi kriteria di atas visi akan
berfungsi baik jika (1) sebagai sumber informasi inspirasi, (2) sebagai acuan
bagi para pembuat keputusan, dan (3) merupakan kendaraan untuk menggabungkan
kekuatan dalam sebuah organisasi.
Sedangkan misi adalah
pernyataan tentang tujuan yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang
dapat ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang
dilayani, nilai-nilai yang dapat diperoleh, serta cita-cita di masa depan.
Proses perumusan misi yang dapat dijalankan adalah (1) tunjuklah satu orang
yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan semua pesan, hasrat, keinginan, baik
formal, maupun informal yang dihadapi oleh organisasi, (2) kelompok membuat
analisis mengenai semua pihak yang terkait dengan organisasi, (3) sesudah
analisis pihak-pihak yang terkait rampung maka tiap anggota mengisi formulir
misi dengan rumusan masing-masing, kemudian disusul dengan diskusi kelompok,
(4) apa yang dirumuskan oleh kelompok tadi harus sudah merupakan rencana misi,
(5) kalau pernyataan misi sudah disepakati, pernyataan ini harus dipegang dan
dipergunakan sebagai acuan dan petunjuk dalam mengidentifikasi isu-isu
strategis, merumuskan strategi yang efektif, menyiapkan visi keberhasilan, dan
dapat memecahkan konflik di antara kelompok, (6) segera setelah rumusan akhir
dicapai dan ditetapkan, misi itu harus disosialisasikan kepada semua anggota
organisasi.
C. Tujuan Sekolah
Kita dapat mengevaluasi sistem pendidikan
dengan melihat kualitas lulusannya. Bila lulusannya pintar-pintar, tapi
sikapnya kasar, kurang empati, sulit bersosialisasi, maka berartisekolah tersebut
berhasil di IQ, namun gagal di EQ.
Pertanyaan awal yang perlu dirtenungkan
adalah : setelah bersekolah maka siswa akan mandiri dalam hal apa saja?
Masalah
ini yang akan dijawab dengan model SEPIA.
Terdapat banyak sekali potensi kemampuan
manusia, dari ketrampilan pertukangan, filsafat, hingga kemampuan menciptakan
humor. Dengan demikian terdapat banyak hal yang dapat dikembangkan dalam diri
anak didik. Pertanyaannya adalah : mana yang paling penting?
Model SEPIA mengajukan 5 wilayah keceerdasan
yang paling penting agar seseorang bisa mencapai bahagia dan sukses. Lima
wilayah kecerdasan itu adalah :
·
Spiritual : kemampuan mengenali dan
mengelola nilai-nilai
·
Emosional : kemampuan mengenali dan
mengelola emosi
·
Power : kemampuan mengenali dan mengelola
kekuatan
·
Intelektual : kemampuan mengenali dan
mengelola daya cipta
·
Aspirasi : kemampuan mengenali dan mengelola
keinginan/aspirasi
Kelima
wilayah kecerdasan tersebut dirumuskan setelah mempelajari tokoh-tokoh yang
telah memberi kontribusi kehidupan yang lebih baik bagi umat manusia. Dari
Rasulullah Muhammad saw, hingga Thomas Alva Edison pencipta bola lampu. Dari
Aristoteles filsuf Yunani, hingga Sun Tzu ahli perang Cina. Semua faktor-faktor
yang memungkinkan prestasi luar biasa mereka itu dapat dikembalikan ke model 5
kecerdasan utama SEPIA. Jadi kita dapat berharap dengan mengembangkan 5
kecerdasan tersebut, seseorang bisa mandiri untuk memberi kontribusi amal
positif bagi kehidupan. Dengan demikian SEPIA menjadi acuan jenis kecerdasan
mana yang penting untuk dikembangkan melalui sekolah.
SEPIA adalah acuan “APA yang harus
dikembangkan” dalam diri anak didik untuk bisa mencapai kemandirian. Sedangkan
“BAGAIMANA mencapainya” merupakan metode yang dapat dipilih dari berbagai
metode pengajaran dan pembelajaran yang efektif. Berbagai metode pengajaran
seperti active learning, quantum learning, multiple intelligence, super memory,
collaborative learning, creative learning, SAVI, Brain Gym, dsb dapat digunakan
dengan tujuan akhir yaitu mengembangkan 5 kecerdasan
SEPIA.
DAFTAR PUSTAKA
Adaptasi dari Bush dan Coleman. 2008. Kepemimpinan Pendidikan: Manajemen Strategis (ter. Fahrurruzi). Jogjakarta:
IRCiSoD.
contoh
VISI DAN MISI sekolah

VISI SEKOLAH
Unggul dalam
Prestasi, Pelopor dalam Pengembangan Budaya dan Teknologi, Teladan dalam
bersikap dan bertindak, untuk terwujudnya Sekolah Indonesia Singapura Yang
Berwawasan Global dan Lingkungan.
Indikator
1.
Terwujudnya lulusan yang cerdas, kompetitif dan
memiliki jati diri Bangsa Indonesia.
2.
Terwujudnya pengembangan kurikulum yang adaptif dan
proaktif.
3.
Terwujudnya proses pembelajaran yang aktif dan
efisien.
4.
Terwujudnya school cultural center dalam
upaya promosi budaya nasional.
5.
Terwujudnya SDM pendidikan yang memiliki kemampuan dan
kesanggupan kerja tinggi.
6.
Terwujudnya manajemen sekolah yang memadai sesuai
Standar Nasional Pendidikan Plus.
7.
Terwujudnya penggalangan dana biaya pendidikan yang
memadai.
8.
Terwujudnya pengembangan model penilaian yang memadai.
9.
Terwujudnya sekolah yang berwawasan global yang mampu
bersaing dengan sekolah nasional dan lokal.
10. Terwujudnya sekolah
yang berwawasan lingkungan menuju Green School.
MISI SEKOLAH
1.
Mewujudkan lulusan yang cerdas,kompetitif dan memiliki
jati diri Bangsa Indonesia.
2.
Mewujudkan pengembangan kurikulum yang adaptif dan
proaktif.
3.
Mewujudkan proses pembelajaran yang aktif dan efisien.
4.
Mewujudkan school cultural center dalam
upaya promosi budaya nasional.
5.
Mewujudkan SDM pendidikan yang memiliki kemampuan dan
kesanggupan kerja tinggi.
6.
Mewujudkan manajemen sekolah yang memadai sesuai
Standar Nasional Pendidikan Plus.
7.
Mewujudkan penggalangan dana biaya pendidikan yang
memadai.
8.
Mewujudkan pengembangan model penilaian yang memadai.
9.
Mewujudkan sekolah yang berwawasan global yang mampu
bersaing dengan sekolah nasional dan lokal.
10. Mewujudkan sekolah
yang berwawasan lingkungan menuju Green School.
TUJUAN SEKOLAH DALAM
5 TAHUN
1.
Memenuhi lulusan yang cerdas,kompetitif dan memiliki
jati diri Bangsa Indonesia.
2.
Memenuhi pengembangan kurikulum yang adaptif dan
proaktif.
3.
Memenuhi proses pembelajaran yang aktif dan efisien.
4.
Memenuhi pencapaian school cultural center dalam upaya
promosi budaya nasional.
5.
Memenuhi SDM pendidikan yang memiliki kemampuan dan
kesanggupan kerja tinggi.
6.
Memenuhi manajemen sekolah yang memadai sesuai Standar
Nasional Pendidikan Plus.
7.
Memenuhi penggalangan dana biaya pendidikan yang
memadai.
8.
Memenuhi pengembangan model penilaian yang memadai.
9.
Memenuhi sekolah yang berwawasan global yang mampu
bersaing dengan sekolah nasional dan lokal.
10. Memenuhi sekolah
yang berwawasan lingkungan menuju Green School.
PROGRAM STRATEGIS
1.
Pengembangan lulusan yang cerdas,kompetitif dan
memiliki jati diri Bangsa Indonesia.
2.
Pengembangan pengembangan kurikulum yang adaptif dan
proaktif.
3.
Pengembangan proses pembelajaran yang aktif dan
efisien.
4.
Pengembangan pencapaian school cultural center dalam
upaya promosi budaya nasional.
5.
Pengembangan SDM pendidikan yang memiliki kemampuan
dan kesanggupan kerja tinggi.
6.
Pengembangan manajemen sekolah yang memadai sesuai
Standar Nasional Pendidikan Plus.
7.
Pengembangan penggalangan dana biaya pendidikan yang
memadai.
8.
Pengembangan pengembangan model penilaian yang
memadai.
9.
Pengembangan sekolah yang berwawasan global yang mampu
bersaing dengan sekolah nasional dan lokal.
10. Pengembangan sekolah
yang berwawasan lingkungan menuju Green School.
VISI
Menjadi Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional
Terbaik di Indonesia, Mengutamakan Mutu dengan Kepribadian yang Berpijak pada
Budaya Bangsa
MISI
Mengembangkan Potensi Peserta Didik untuk Meraih
Hidup Sukses, Produktif dan berakhlak Mulia dengan Pembelajaran yang Interaktif,
Inspiratif, Kreatif, Inovatif dan Menyenangkan
NILAI INTI
§
Religius
§
Jujur dan Integritas
§
Fokus Kepada Pelanggan
§
Kompeten, Ramah dan
Menyenangkan
§
Kreatif dan Inovatif
§
Pembelajaran
VISI
·
Unggul, Inovatif, Berwawasan Iptek yang berlandaskan
Imtaq.
MISI
·
Terwujudnya lulusan yang Cerdas, Kompetitif dan
Berakhlakul Kharimah.
·
Terwujudnya proses pembelajaran Adaptif, Inovatif,
Kreatif dan Menyenangkan.
·
Terwujudnya perkembangan kurikulum yang adaptif dan
berwawasan Iptek.
·
Terwujudnya prasarana dan sarana pendidikan yang
relevan dan mutakhir mengikuti perkembangan Iptek.
·
Terwujudnya SDM Pendidikan yang profesional.
·
Terwujudnya Manajemen Madrasah yang berbasis Madrasah.
·
Terciptanya lingkungan Madrasah yang Islami dan
Kondusif untuk proses pembelajaran.