Background

Background

Silahkan klik beberapa gambar di bawah ini

  • image1
  • image2
  • image3
  • image4
  • image2
  • image1
  • image4
  • image3






Dubai Miracle Garden
memiliki lebih dari 45 juta bunga yang indah, struktur dan bentuk sangat
mengagumkan. Dan perpaduan antara warna bunga mempercantik suasana.
Bahkan di taman ini mencapai 45 pariasi bunga dengan warna yang berbeda.
Yang namanya tempa wisata, sudah pasti disana dilengkapi fasilitas
untuk pengunjung, sepertitoilet, tempat beribadah, bahkan ruang untuk
pertolongan pertama. Seandainya di Indonesia ada tempat seperti ini :D

Sumber : http://aslibanget.com/wisata-2/taman-bunga-dubai-miracle-garden-terbesar-di-dunia/


Dubai Miracle Garden
memiliki lebih dari 45 juta bunga yang indah, struktur dan bentuk sangat
mengagumkan. Dan perpaduan antara warna bunga mempercantik suasana.
Bahkan di taman ini mencapai 45 pariasi bunga dengan warna yang berbeda.
Yang namanya tempa wisata, sudah pasti disana dilengkapi fasilitas
untuk pengunjung, sepertitoilet, tempat beribadah, bahkan ruang untuk
pertolongan pertama. Seandainya di Indonesia ada tempat seperti ini

Sumber : http://aslibanget.com/wisata-2/taman-bunga-dubai-miracle-garden-terbesar-di-dunia/
Dubai Miracle Garden
memiliki lebih dari 45 juta bunga yang indah, struktur dan bentuk sangat
mengagumkan. Dan perpaduan antara warna bunga mempercantik suasana.
Bahkan di taman ini mencapai 45 pariasi bunga dengan warna yang berbeda.
Yang namanya tempa wisata, sudah pasti disana dilengkapi fasilitas
untuk pengunjung, sepertitoilet, tempat beribadah, bahkan ruang untuk
pertolongan pertama. Seandainya di Indonesia ada tempat seperti ini

Sumber : http://aslibanget.com/wisata-2/taman-bunga-dubai-miracle-garden-terbesar-di-dunia/

Gereja Basilika St. Petrus di Roma (Vatikan)
Pembangunan gereja Basilika ini mulai tahun 1506, untuk menggantikan sebuah gereja yang sudah berumur 1200 tahun, yang berdiri diatas makam St. Petrus (Zaman Kristen Awal). Setelah para arsitek bersaing untuk mengajukan rancangannya, pemenangnya adalah Donate Bramante. Kemudian para arsitek lainnya seperti Raffaelo dan Michaelangelo berulangkali melakukan perubahan besar. Ketika Kathedral itu selesai dibangun pada tahun 1623, hanya kubah besarnya saja rancangan Michaelangelo yang menyerupai rencana asli.
Diatas deretan pilar, berdiri patung-patung besar (orang-orang yang dihormati dalam agama Kristen) menghadap halaman dalam bentuk oval. Patung tersebut bergaya barok yang dirancang oleh Bernini puluhan tahun kemudian. Gereja basilika St. Petrus adalah Gereja Agung umat Katholik yang merupakan hasil rancangan beberapa arsitek dan seniman. Pembangunannya memakan waktu lama, antara tahun 1506-1626.
Bentuk gereja ini pada awalnya mengambil bentuk bangunan basilika Romawi. Basilika adalah bangunan yang biasa dipakai untuk pengadilan atau perniagaan oleh bangsa Romawi. Bentuk basilika inilah kemudian ditiru umat Nasrani sebagai bangunan gereja, setelah Kaisar Konstantin memberikan kebebasan terhadap perkembangan agama Kristen di Romawi. Kaisar Konstantin yang menjadi Kaisar Romawi pada 313 Masehi kemudian merombak bangunan Santo Petrus di Kota Roma.
Yang ditiru dari arsitektur bangunan basilika untuk gereja adalah susunan ruangnya, seperti ruang tengah, barisan tiang-tiangnya, tempat memasukkan cahaya dan peninggian lantai. Di dalam bentuk gereja basilika juga dibuat atrium, berupa ruang terbuka di dalam gedung yang banyak dibuat pada rumah-rumah kaum bangsawan roma, ini juga seperti Toko Buku Selexyz Dominicanen yang terletak di kota Maastricht, provinsi Limburg, Belanda ini merupakan sebuah bekas gereja kuno yang dibangun pada tahun 1294.
Tiang dan kepala-kepala tiang basilika diambil dari gaya tiang tipe Iona dan Korinthia Romawi. Di atas tiang-tiang dipasang balok-balok lurus gaya Yunani (architrave) dengan langit-langit lengkung Romawi. Di bagian atas jendela-jendelanya dibuat melengkung karena pada masa itu belum dikenal kaca, sehingga sebagai penutup jendela dipakai papan pualam yang diukir tembus (ajour). Langit-langit dibuat dari kaso-kaso kayu yang dipasang miring, karena langit-langit gaya Romawi sangat tebal dan berat, tidak kuat ditahan oleh tiang-riang Romawi yang bentuknya ramping.
Gereja dengan bentuk basilika biasanya dilengkapi ruang persegi empat (atrium) yang dikitari tiang-tiang. Di tengah-tengahnya dibuat kolam tempat menyucikan diri. Beranda atau teras bertiang yang dihubungkan dengan beranda depan disebut narthex. Di kemudian hari, kolam dan narthex ditiadakan, karena dianggap tidak terlalu penting dan tempat ini dijadikan satu ruang saja. Narthex digunakan sebagai tempat untuk orang yang telah dibaptis, tetapi belum boleh masuk ke dalam gereja. Bagian dalam basilika dibagi barisan tiang-tiang membentuk tiga atau lima ruangan.
Bangunan setengah lingkaran (apsis) yang biasa dipakai sebagai tempat hakim Romawi, dijadikan tempat paduan suara pendeta. Altar yang dikelilingi kursi berjejer setengah lingkaran, digunakan untuk biskop dan pendeta tertua. Altar tersebut diberi langit-langit kebesaran di atas tiang-tiang (ciborium). Di bagian tengah gereja basilika terdapat tempat penyanyi paduan suara yang terbuat dari batu pualam dan dilengkapi mimbar untuk tempat membaca kitab suci. Sedangkan menara tempat menggantung lonceng besar (companile) dan ruang pembaptisan (baptisterium) merupakan ruang tambahan yang dibangun terpisah dari bangunan induk.
Memasuki abad ke-15 ketika Eropa memasuki zaman renaissance, banyak terjadi penyalahgunaan kedudukan pemimpin keagamaan. Karena itulah dominasi Gereja Roma mendapat tentangan kaum reformis yang dipimpin oleh Martin Luther, yang kemudian menimbulkan Gereja Protestan. Dalam persaingan antara Gereja Katholik Roma dengan kaum reformis di Eropa barat, Paus Julius II kemudian membongkar Gereja Santo Petrus dan melakukan sayembara perencanaan Gereja Santo Petrus yang baru.
Dalam sayembara tersebut, denah rancangan arsitek Bramante terpilih sebagai denah baru Gereja Santo Petrus. Denahnya berbentuk persegi, pengembangan dari bentuk Salib Yunani. Tetapi karena Paus Paulus II terburu wafat, perencanaan gereja kebesaran ini kemudian dikembangkan lagi. Sekitar enam orang arsitek telah ikut turun tangan merancang Gereja Santo Petrus, sebelum arsitek terkenal zaman renaissance, Michelangelo, mengubah denahnya.
Sebagian besar rancangan Santo Petrus dikerjakan oleh Michelangelo dari 1545 s.d. 1564, yang denahnya dikembangkan dari Salib Romawi. Setelah Michelangelo melakukan perubahan rancangan, masih dilakukan perubahan lagi sebanyak dua kali oleh 2 orang arsitek, sampai mendapatkan bentuk Gereja Santo Petrus yang sekarang. Sedangkan rancangan beranda dan halaman muka Gereja Santo Petrus dikerjakan oleh Lorenzo Bernini (1598-1680). Kubah Gereja Santo Petrus baru dibangun sesudah meninggalnya Michelangelo.
Arsitek-arsitek Zaman renaissance nampaknya lebih menyukai bentuk rancangan melebar seperti istana, dibandingkan dengan bentuk vertikal dalam gaya Gothic. Sebab, Zaman renaissance banyak memperhatikan antroposentris, sifat humanis, individualis, kehidupan dipandang secara optimis, penuh percaya diri, sehingga para arsitek pun menghadapi kehidupan ini dengan penuh kegairahan. Karena itulah ukuran-ukuran Gereja Santo Petrus ini semuanya menjadi serba raksasa. Lebar tampak depannya saja menjadi 117 meter, tinggi 50 meter, luas bangunan sekitar 21.000 meter persegi dan tinggi kubahnya melebihi 130 meter.
Gereja Basilika St. Petrus kini telah menjadi peninggalan karya arsitektur gereja yang monumental dan megah. Gereja ini telah merekam sejarah arsitektur, dari Zaman Basilika sampai Zaman renaissance yang kemudian melahirkan gaya Barok. Dalam arsitektur renaissance, denah bangunan sangat terikat pada dalil-dalil yang sistematik, seperti bentuk simetri, kejelasan dan teraturan bentuk. Teknik konstruksi yang rumit dihindari. Kubah arsitektur renaissance merupakan ciri khas yang menyolok, yang banyak diterapkan pada bangunan-bangunan gereja. Kubah ini merupakan bentuk baru yang dibangun di atas bangunan yang berbentuk silinder, yang menjadi bagian penting dengan hiasan-hiasan tiang, jendela-jendela, dan sebagainya.
Gereja Santo Petrus dapat dikatakan sebagai karya arsitektur gereja hasil pandangan intelektualitas arsitek-arsitek renaissance, yang telah membuat pembagian denah dan pembagian detail-detail tampak bangunan yang teratur, sehingga keindahan arsitekturnya dapat dimengerti melalui pikiran yang tenang dan teratur.

Eksterior
Kapel Sistina adalah bangunan batu persegi-empat yang tinggi. Bagian luarnya tidak dihiasi dengan hiasan-hiasan arsitektur atau dekoratif seperti yang biasanya ada di banyak gereja-gereja zaman Abad Pertengahan dan Renaissance di Italia. Bangunan ini tidak memiliki facade bagian luar ataupun pintu gerbang yang dapat digunakan untuk prosesi arak-arakan karena jalan masuk selalu lewat ruang-ruang dalam di lingkungan Istana Kepausan. Ruangan dalamnya dibagi menjadi tiga lantai dengan bagian paling bawahnya berukuran sangat luas dan ditopang oleh ruang bawah tanah berbentuk setengah lingkaran yang sangat kokoh, dilengkapi juga dengan beberapa jendela dan sebuah pintu untuk menuju ke halaman luar.
Bagian atasnya adalah ruangan utama, yakni Kapel itu sendiri, dengan ukuran dalamnya adalah panjang 40,9 meter (134 kaki) dan lebar 13,4 meter (44 kaki) sesuai dengan ukuran Kuil Solomon seperti yang ada di dalam Perjanjian Lama.[9] Langit-langit yang melengkung berbentuk kubah memiliki ketinggian 20,7 meter (68 kaki) dari lantai. Bangunan ini memiliki enam jendela berbentuk melengkung di kedua sisinya dan dua jendela dengan bentuk yang sama di bagian depan dan belakangnya. Beberapa jendela ini telah ditutup, namun kapelnya masih dapat dimasuki.
Di atas langit-langit yang melengkung terdapat lantai tiga bangunan dengan kamar-kamar untuk para penjaga. Di lantai ini dibangun jalan terbuka yang mengelilingi bangunan yang ditopang oleh sirip-sirip fondasi yang muncul menggantung dari tembok. Jalan terbuka ini telah dilindungi dengan atap karena kerap kali menjadi sumber masuknya air ke kubah kapel.
Kerusakan dan keretakan di Kapel Maggiore memaksa kapel yang baru untuk membangun penopang yang sangat besar untuk menyokong dinding-dinding luar. Dibangunnya bangunan-bangunan lain di sekitarnya telah menyebabkan perubahan pada tampilan luar Kapel Sistina ini.
Interior
Desain interior gereja Vatikan memiliki interior yang sangat megah dan melambangkan keagungan Tuhan. Interior gereja vatikan berdesain elegan dan didominasi oleh warna putih. Didalam gereja tersebut, terdapat banyak patung-patung figure Alkitab. Sesuai dengan namanya, di dalam gereja Vatikan terdapat patung Santo Petrus dan juga kuburan santo Petrus. Dalam gereja ini terdapat berbagai hiasan-hiasan di atas kubah-kubah gereja. Kubah gereja tersebut terdapat fresco-fresco atau lukisan yang indah ciptaan beberapa pelukis terkenal seperti Michaelangelo yang terkenal sebagai seniman yang lahir di er renaissance.  Karena gereja ini dibangun pada era renaissance maka, banyak patung dan lukisan-lukisan sebagai pemanis dari interior gereja tersebut.
Seperti juga kebanyakan bangunan yang diukur secara internal, ukuran pastinya sulit untuk didapatkan, namun perbandingan umum dari ukuran kapel ini dapat diperkirakan dengan cukup akurat. Panjang bangunan ini adalah ukuran dasarnya, dibagi tiga untuk memperoleh ukuran lebar bangunan dan dibagi dua untuk memperoleh ukuran tinggi bangunan. Sehingga terciptalah rasio 6:2:3 untuk panjang, lebar dan tinggi bangunan.
Dengan menggunakan rasio tersebut, terdapat enam jendela di tiap sisi bangunan dan dua jendela di bagian depan dan belakang bangunan. Selembar penyekat yang memisahkan kapel sebenarnya diletakkan tepat di tengah-tengah antara dinding altar dan pintu masuk, namun hal ini telah berubah. Ukuran perbandingan yang jelas merupakan ciri khas arsitektur Renaissance dan mencerminkan berkembangnya ketertarikan terhadap warisan klasik Romawi. 
"Pengadilan Terakhir" dilukis oleh Michelangelo antara tahun 1535-1541, setelah Jatuhnya Roma tahun 1527 oleh para tentara bayaran dari Kekaisaran Romawi Suci, yang secara efektif mengakhiri zaman Renaissance Romawi, tak lama sebelum Konsili Trento. Pengerjaannya dilakukan dalam ukuran yang besar, dan meliputi semua dinding di belakang altar Kapel Sistina          



interior ruang kerja

Cari Apa itu Visi dan Misi Sekolahdan berikan contohVisi dan Misi Sekolah

PEMBAHASAN
A. Konsep Visi Sekolah
Penerapan konsep manajemen strategis di sekolah menuntut setiap sekolah untuk dapat menetapkan dan mewujudkan visi yang hendak dicapai dari sekolah tersebut secara eksplisit. Namun, sayangnya upaya perumusan visi yang terjadi di sekolah-sekolah kita saat ini terkesan masih latah (stereotype) dan sekedar pengulangan dari nilai dan prioritas nasional. Dari beberapa sekolah yang pernah penulis amati, pada umumnya perumusan visi sekolah cenderung menggunakan rumusan dua kata yang hampir sama yaitu “prestasi” dan “iman-taqwa”, Memang bukahlah hal yang keliru jika sekolah hendak mengusung visi sekolah dengan merujuk pada kedua nilai tersebut. Tetapi jika perumusannya menjadi seragam, kurang spesifik serta kurang inspirasional mungkin masih patut untuk dipertanyakan kembali.
Boleh jadi, hal ini mengindikasikan adanya kesulitan tersendiri dari sekolah (pemimpin dan warga sekolah sekolah yang bersangkutan) untuk merumuskan visi yang paling tepat bagi sekolahnya, baik kesulitan yang terkait tentang pengertian dasar dari visi itu sendiri maupun kesulitan dalam mengidentifikasi dan merefleksi nilai-nilai utama yang hendak dikembangkan di sekolah.
Dalam perspektif manajemen, visi sekolah memiliki arti penting terutama berkaitan dengan keberlanjutan (sustainability) organisasi sekolah itu sendiri, Tanpa visi, organisasi dan orang-orang di dalamnya tidak mempunyai arahan yang jelas, tidak mempunyai cara yang tepat dalam melangkah ke masa depan dan tidak memiliki komitmen (Foreman, 1998).
Saat ini tidak sedikit sekolah yang berjalan secara stagnan dan bahkan terpaksa harus gulung tikar, hal ini sangat mungkin dikarenakan tidak memiliki visi yang jelas alias asal-asalan atau setidaknya tidak berusaha fokus dan konsisten terhadap visi yang dicita-citakannya.
Visi bukanlah sekedar slogan berupa kata-kata tanpa makna bahkan bukan sekedar sebuah gambaran kongkrit yang diberikan oleh pimpinan sekolah, melainkan sebuah rumusan yang dapat memberikan klarifikasi dan artikulasi seperangkat nilai (Hopkins, 1996). Menurut Block (1987), visi adalah masa depan yang dipilih, sebuah keadaan yang diinginkan dan merupakan sebuah ekspresi optimisme dalam organisasi. Bennis and Nanus (1985) mengartikan visi sebagai pandangan masa depan yang realistis, kredibel, dan menarik, yang didalamnya tergambarkan cara-cara yang lebih baik dari cara yang sudah ada sebelumnya.
Memperhatikan pendapat para ahli di atas, tampak bahwa untuk menetapkan visi sekolah kiranya tidak bisa dilakukan secara sembarangan, tetapi terlebih dahulu diperlukan pengkajian yang mendalam. Perumusan visi yang tepat harus dapat memberikan inspirasi dan memotivasi bagi seluruh warga sekolah dan masyarakat untuk bekerja dengan penuh semangat dan antusias. Menurut Blum dan Butler (1989) visi sangat identik dengan perbaikan sekolah.
Visi merupakan ciri khas peran kepemimpinan dan upaya untuk pembentukan visi sekolah sangat bergantung pada pemimpin sekolah yang bersangkutan. Dalam hal ini pemimpin sekolah dituntut untuk dapat mengidentifikasi, mengklarifikasi dan mengkomunikasikan nilai-nilai utama yang terkandung dalam visi sekolah kepada seluruh warga sekolah, agar dapat diyakini bersama dan diwujudkan dalam segala aktivitas keseharian di sekolah sehingga pada gilirannya dapat membentuk sebuah budaya sekolah.
Kendati demikian, dalam pembentukan visi sekolah tidak bisa dilakukan secara “top-down” yang bersifat memaksa warga sekolah untuk menerima gagasan dari pemimpinnya (kepala sekolah) yang hanya membuat orang atau anggota membencinya dan merasa enggan untuk berpartisipasi di dalamnya . Foreman (1998) mengingatkan bahwa visi tidak bisa dipaksakan dan dimandatkan dari atas. Pembuatan visi adalah tentang keterlibatan kepentingan dan aspirasi pihak lain.
Untuk lebih jelasnya terkait dengan upaya pembentukan visi ini, Beare et.al. (1993) menawarkan beberapa pedoman dalam pembentukan visi, yaitu:
1.                   Visi seorang pemimpin sekolah mencakup gambaran tentang masa depan sekolah yang diinginkan.
2.                   Visi akan membentuk pandangan pemimpin sekolah tentang apa yang menyebabkan keutamaan atau keunggulan sekolah.
3.                   Visi seorang pemimpin sekolah juga mencakup gambaran masa depan sekolah yang diinginkan di mata sekolah lain dan masyarakat secara umum.
4.                   Visi seorang pemimpin juga mencakup gambaran proses perubahan yang diinginkan berdasarkan masa depan terbaik yang hendak dicapai.
5.                   Masing-masing aspek visi pendidikan dalam sekolah merefleksikan asumsi-asumsi, nilai-nilai, dan keyakinan-keyakinan yang berbeda-beda tentang (a) watak dan sifat manusia; (b) tujuan pendidikan dalam sekolah; (c) peran pemerintah, keluarga, masyarakat terhadap pendidikan dalam sekolah; (d) pendekatan-pendekatan dalam pengajaran dan pembelajaran; dan (e) pendekatan-pendekatan terhadap manajemen perubahan.
Dengan demikian, akan terbentuk visi pendidikan dalam sekolah yang kompetitif dan merefleksikan banyak hal yang mencakup perbedaan-perbedaan asumsi, nilai dan keyakinan.
1. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
Penetapan visi, misi, dan tujuan sekolah akan sangat berperan bagi pengembangan sekolah di masa depan. Visi dan misi saling berkaitan. Visi (vision) merupakan gambaran (wawasan) tentang sekoah yang diinginkan di masa jauh ke depan.
Misi (mission) ditetapkan dengan mempertimbangkan rumusan penugasan (yang merupakan tuntutan tugas “dari luar”) dan keinginan “dari dalam” (yang antara lain berkaitan dengan visi ke masa depan dan situasi yang dihadapi saat ini. Misi sebuah sekolah perlu mempertimbangkan misi induknya (dinas pendidikan kabupaten/kota). Misi diperjelas dan dijabarkan dengan tujuan sekolah (goals).
Tujuan sekolah seharusnya tidak betentangan dengan visi dan misi sekolah yang sudah ditetapkan. Perumusan tujuan harus nyata dan terukur.
Deskripsi visi, misi, tujuan seharusnya (1) tidak bertentangan dengan visi, misi, tujuan dinas pendidikan dan koheren dengan renstra depdiknas, (2) mencerminkan dengan jelas kebutuhan lokal dan nasional atau bahkan internasional berkaitan dengan kemampuan lulusan, (3) jelas bagi pihak-pihak yang berminat, ketercapaian tujuan dapat diamati, ditunjukkan dan dapat diuji secara objektif, dipersepsi sebagai sesuatu yang berharga oleh seluruh pihak yang berminat, realistis, (4) secara tersurat ada prioritas menghasilkan peserta didik yang bermutu.
B. Visi dan Misi Sekolah
"Visi merupakan sesuatu yang akan menghasilkan kesuksesan yang berarti" (Polale, 1973). Konsep dari visi harus mencakup dua komponen, yaitu filosofi penuntun dan gambaran yang nyata. (Collins & Porras, 1991).
Visi ditentukan untuk mendasari berbagai aspek kegiatan organisasi maka visi itu mulai direalisasikan. Visi sekolah diharapkan bisa memenuhi harapan stakeholder sehingga mampu mencapai keberhasilan yang diinginkan,
Visi harus memberikan gambaran yang jelas, tentang masa depan yang diinginkan termasuk tantangannya yang harus memenuhi kebutuhan siswa, syarat-syarat dari sebuah pernyataan visi adalah (1) menantang, yaitu harus jelas dan mungkin dicapai, (2) jelas, yaitu tidak mengundang interpretasi yang salah, (3) mudah diingat: pernyataannya tidak lebih dari 20-25 kata, (3) didasari nilai-nilai yang diyakini, (4) memungkinkan keterlibatan-pernyataan yang tidak mengekang, (5) terlihat, yaitu harus merupakan sesuatu yang bisa digambarkan, (6) mampu mengarahkan: harus mendapat respons dari semua pihak, (7) sebuah tuntunan: merupakan sesuatu yang mampu menjadi ukuran untuk tindakan semua pihak sehari-hari, (8) dihubungkan kepada siswa tes akhir sebuah visi adalah apakah ia memiliki hubungan dengan tindakan dan prestasi siswa.
Dengan memenuhi kriteria di atas visi akan berfungsi baik jika (1) sebagai sumber informasi inspirasi, (2) sebagai acuan bagi para pembuat keputusan, dan (3) merupakan kendaraan untuk menggabungkan kekuatan dalam sebuah organisasi.
C. Tujuan Sekolah
Kita dapat mengevaluasi sistem pendidikan dengan melihat kualitas lulusannya. Bila lulusannya pintar-pintar, tapi sikapnya kasar, kurang empati, sulit bersosialisasi, maka berartisekolah tersebut berhasil di IQ, namun gagal di EQ.
Pertanyaan awal yang perlu dirtenungkan adalah : setelah bersekolah maka siswa akan mandiri dalam hal apa saja?
Masalah ini yang akan dijawab dengan model SEPIA.
Terdapat banyak sekali potensi kemampuan manusia, dari ketrampilan pertukangan, filsafat, hingga kemampuan menciptakan humor. Dengan demikian terdapat banyak hal yang dapat dikembangkan dalam diri anak didik. Pertanyaannya adalah : mana yang paling penting?
Model SEPIA mengajukan 5 wilayah keceerdasan yang paling penting agar seseorang bisa mencapai bahagia dan sukses. Lima wilayah kecerdasan itu adalah :
·                     Spiritual : kemampuan mengenali dan mengelola nilai-nilai
·                     Emosional : kemampuan mengenali dan mengelola emosi
·                     Power : kemampuan mengenali dan mengelola kekuatan
·                     Intelektual : kemampuan mengenali dan mengelola daya cipta
·                     Aspirasi : kemampuan mengenali dan mengelola keinginan/aspirasi
Kelima wilayah kecerdasan tersebut dirumuskan setelah mempelajari tokoh-tokoh yang telah memberi kontribusi kehidupan yang lebih baik bagi umat manusia. Dari Rasulullah Muhammad saw, hingga Thomas Alva Edison pencipta bola lampu. Dari Aristoteles filsuf Yunani, hingga Sun Tzu ahli perang Cina. Semua faktor-faktor yang memungkinkan prestasi luar biasa mereka itu dapat dikembalikan ke model 5 kecerdasan utama SEPIA. Jadi kita dapat berharap dengan mengembangkan 5 kecerdasan tersebut, seseorang bisa mandiri untuk memberi kontribusi amal positif bagi kehidupan. Dengan demikian SEPIA menjadi acuan jenis kecerdasan mana yang penting untuk dikembangkan melalui sekolah.
SEPIA adalah acuan “APA yang harus dikembangkan” dalam diri anak didik untuk bisa mencapai kemandirian. Sedangkan “BAGAIMANA mencapainya” merupakan metode yang dapat dipilih dari berbagai metode pengajaran dan pembelajaran yang efektif. Berbagai metode pengajaran seperti active learning, quantum learning, multiple intelligence, super memory, collaborative learning, creative learning, SAVI, Brain Gym, dsb dapat digunakan dengan tujuan akhir yaitu mengembangkan 5 kecerdasan SEPIA.
DAFTAR PUSTAKA
          Adaptasi dari Bush dan Coleman. 2008. Kepemimpinan Pendidikan: Manajemen Strategis (ter. Fahrurruzi). Jogjakarta: IRCiSoD.








contoh VISI DAN MISI sekolah
VISI SEKOLAH
Unggul dalam Prestasi, Pelopor dalam Pengembangan Budaya dan Teknologi, Teladan dalam bersikap dan bertindak, untuk terwujudnya Sekolah Indonesia Singapura Yang Berwawasan Global dan Lingkungan.
Indikator
1.       Terwujudnya lulusan yang cerdas, kompetitif dan memiliki jati diri Bangsa Indonesia.
2.       Terwujudnya pengembangan kurikulum yang adaptif dan proaktif.
3.       Terwujudnya proses pembelajaran yang aktif dan efisien.
4.       Terwujudnya school cultural center dalam upaya promosi budaya nasional.
5.       Terwujudnya SDM pendidikan yang memiliki kemampuan dan kesanggupan kerja tinggi.
6.       Terwujudnya manajemen sekolah yang memadai sesuai Standar Nasional Pendidikan Plus.
7.       Terwujudnya penggalangan dana biaya pendidikan yang memadai.
8.       Terwujudnya pengembangan model penilaian yang memadai.
9.       Terwujudnya sekolah yang berwawasan global yang mampu bersaing dengan sekolah nasional dan lokal.
10.    Terwujudnya sekolah yang berwawasan lingkungan menuju Green School.
MISI SEKOLAH
1.       Mewujudkan lulusan yang cerdas,kompetitif dan memiliki jati diri Bangsa Indonesia.
2.       Mewujudkan pengembangan kurikulum yang adaptif dan proaktif.
3.       Mewujudkan proses pembelajaran yang aktif dan efisien.
4.       Mewujudkan school cultural center dalam upaya promosi budaya nasional.
5.       Mewujudkan SDM pendidikan yang memiliki kemampuan dan kesanggupan kerja tinggi.
6.       Mewujudkan manajemen sekolah yang memadai sesuai Standar Nasional Pendidikan Plus.
7.       Mewujudkan penggalangan dana biaya pendidikan yang memadai.
8.       Mewujudkan pengembangan model penilaian yang memadai.
9.       Mewujudkan sekolah yang berwawasan global yang mampu bersaing dengan sekolah nasional dan lokal.
10.    Mewujudkan sekolah yang berwawasan lingkungan menuju Green School.
TUJUAN SEKOLAH DALAM 5 TAHUN
1.       Memenuhi lulusan yang cerdas,kompetitif dan memiliki jati diri Bangsa Indonesia.
2.       Memenuhi pengembangan kurikulum yang adaptif dan proaktif.
3.       Memenuhi proses pembelajaran yang aktif dan efisien.
4.       Memenuhi pencapaian school cultural center dalam upaya promosi budaya nasional.
5.       Memenuhi SDM pendidikan yang memiliki kemampuan dan kesanggupan kerja tinggi.
6.       Memenuhi manajemen sekolah yang memadai sesuai Standar Nasional Pendidikan Plus.
7.       Memenuhi penggalangan dana biaya pendidikan yang memadai.
8.       Memenuhi pengembangan model penilaian yang memadai.
9.       Memenuhi sekolah yang berwawasan global yang mampu bersaing dengan sekolah nasional dan lokal.
10.    Memenuhi sekolah yang berwawasan lingkungan menuju Green School.
PROGRAM STRATEGIS
1.       Pengembangan lulusan yang cerdas,kompetitif dan memiliki jati diri Bangsa Indonesia.
2.       Pengembangan pengembangan kurikulum yang adaptif dan proaktif.
3.       Pengembangan proses pembelajaran yang aktif dan efisien.
4.       Pengembangan pencapaian school cultural center dalam upaya promosi budaya nasional.
5.       Pengembangan SDM pendidikan yang memiliki kemampuan dan kesanggupan kerja tinggi.
6.       Pengembangan manajemen sekolah yang memadai sesuai Standar Nasional Pendidikan Plus.
7.       Pengembangan penggalangan dana biaya pendidikan yang memadai.
8.       Pengembangan pengembangan model penilaian yang memadai.
9.       Pengembangan sekolah yang berwawasan global yang mampu bersaing dengan sekolah nasional dan lokal.
10.    Pengembangan sekolah yang berwawasan lingkungan menuju Green School.



VISI
Menjadi Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional Terbaik di Indonesia, Mengutamakan Mutu dengan Kepribadian yang Berpijak pada Budaya Bangsa
MISI
Mengembangkan Potensi Peserta Didik untuk Meraih Hidup Sukses, Produktif dan berakhlak Mulia dengan Pembelajaran yang Interaktif, Inspiratif,  Kreatif, Inovatif  dan Menyenangkan
NILAI INTI
§  Religius
§  Jujur dan Integritas
§  Fokus Kepada Pelanggan
§  Kompeten, Ramah dan Menyenangkan
§  Kreatif dan Inovatif
§  Pembelajaran



VISI
·         Unggul, Inovatif, Berwawasan Iptek yang berlandaskan Imtaq.
MISI
·         Terwujudnya lulusan yang Cerdas, Kompetitif dan Berakhlakul Kharimah.
·         Terwujudnya proses pembelajaran Adaptif, Inovatif, Kreatif dan Menyenangkan.
·         Terwujudnya perkembangan kurikulum yang adaptif dan berwawasan Iptek.
·         Terwujudnya prasarana dan sarana pendidikan yang relevan dan mutakhir mengikuti perkembangan Iptek.
·         Terwujudnya SDM Pendidikan yang profesional.
·         Terwujudnya Manajemen Madrasah yang berbasis Madrasah.

·         Terciptanya lingkungan Madrasah yang Islami dan Kondusif untuk proses pembelajaran.